Mukadimah Tafsir Al-Quran Juz XXVI
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
“Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS Al-Isrâ‘ [17]: 82)
Al-Quran sejalan dengan periode turunnya terbagi dua tempat turun: Makkiyyah dan Madaniyyah. Surah atau ayat-ayat Makkiyyah didefinisikan Ulama sebagai ayat atau surah yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad Saw. hijrah ke Madinah. Sedangkan surah atau ayat-ayat Madaniyyah diberi makna sebagai ayat-ayat atau surah yang diturunkan setelah beliau hijrah ke Madinah, meskipun diturunkan di Mekah atau sekitarnya, seperti Arafah, Mina, dan lainnya.
Tempat turunnya surah atau ayat-ayat tersebut di atas dapat dibedakan dengan ciri-ciri yang mencolok, antara lain: Pertama, dilihat dari khalayak sasarannya. Surah atau ayat-ayat Makkiyyah ditandai dengan seruan kepada seluruh manusia dan orang-orang kafir; sedangkan surah atau ayat Madaniyyah sering dimulai dengan seruan kepada orang-orang yang beriman dan orang-orang munafik. Kedua, ditinjau dari isi/tema pesan wahyu atau setting social-nya. Surah dan ayat-ayat Makkiyyah memuat ajaran akidah dengan cabang-cabangnya, seperti ajakan meng-Esa-kan Allah dan hanya beribadah kepada-Nya, kehidupan akhirat, dan kisah-kisah umat terdahulu yang telah dibinasakan-Nya; surah dan ayat-ayat Madaniyyah meliputi ibadah, muamalah, dan jinayat, serta hukum lainnya.
Tafsir Al-Quran Juz XXVI yang ada di hadapan pembaca justru memuat kedua macam tempat turunnya Al-Quran, Makkiyyah dan Madaniyyah, sebagaimana pembaca dapat cermati dari urutan surah dengan ciri-ciri khasnya di bawah ini:
Pertama, Surah Al-Ahqâf (Makkiyyah) berisi penjelasan tentang penetapan keberadaan Allah dan keesaan-Nya, mahsyar, dan menolak terhadap sesembahan berhala (ayat 1-6); (I) keraguan orang musyrik terhadap wahyu, kenabian, dan Al-Quran (7- 10); (II) keraguan (syubhat) lain orang-orang kafir (11-14); wasiat untuk berbuat baik kepada ibu bapak: (I) ciri anak yang berbuat baik kepada kedua ibu bapaknya (15-16); (II) ciri anak yang durhaka kepada orang tua dan mengingkari hari kebangkitan(17-20); kisah Nabi Hud bersama kaumnya, ‘Ad (21-28); keimanan jin kepada Al-Quran (29-32); ketetapan kebangkitan manusia setelah mati dan perintah untuk bersabar (33-35).
Kedua, Surah Muhammad (Madaniyyah) memuat: perbuatan orang kafir dan perbuatan orang Mukmin (1-3); hukum peperangan dalam membela agama Allah (4-9); akibat kufur dan faedah mengambil ‘ibrah pada umat terdahulu (10-14); sifat-sifat kenikmatan di surga dan pedihnya siksa di neraka (15); sifat-sifat orang-orang munafik dan orang-orang beriman (16-19); keadaan orang-orang munafik dan orang-orang yang beriman ketika turunnya ayat-ayat tentang perintah beramal (20-23); keadaan orang-orang munafik setelah menolak kebenaran dan ketika ajal menjemput mereka, serta peringatan tentang hikmah jihad (24-31); keadaan sebagian orang-orang kafir, ahli kitab, dan Mukmin di dunia dan di akhirat (32-35); anjuran untuk menunaikan jihad dengan cara memelihara diri dari perhiasan dunia (36-38);
Ketiga, Surah Al-Fath (Madaniyyah) mengungkapkan tentang keutamaan perjanjian Hudaibiyyah bagi Nabi Saw. (1-3); dampak perjanjian Hudaibiyah bagi kaum Muslimin, kaum munafikin, dan kaum musyrikin (4-7); tugas dan urgensi diutusnya Nabi Saw., dan makna baiat kepadanya di Hudaibiyah (8-10); kondisi orang yang menolak pergi bersama Rasul Saw., ke Mekah dan tidak terlibat dalam perjanjian Hudaibiyah (11-17); pahala bagi orang-orang yang terlibat Baiat Ridhwan (18-19); ghanîmah, kemenangan, dan nikmat-nikmat lain yang dianugerahkan kepada kaum Mukminin (20-24); celaan bagi orang musyrik dan hikmah perjanjian Hudaibiyah (25-26); kebenaran mimpi Rasulullah di tahun pembebasan kota Mekah (27-28); sifat-sifat Rasulullah Saw. dan kaumnya (29).
Keempat, Surah Al-Hujurât (Madaniyyah) merupakan penjelasan tentang: taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta adab berbicara kepada Nabi Saw., (1-5); keharusan mengecek kebenaran berita (6-8); beberapa cara penyelesaian konflik intern umat Islam (hukum bughât) (9-10); adab seorang Mukmin dengan Mukmin lainnya dan manusia lainnya (11-13); pokok-pokok/dasar iman yang benar (14-18).
Kelima, Surah Qâf (Makkiyyah) membahas tentang pengingkaran orang-orang musyrik terhadap hari kebangkitan dan bantahan terhadap mereka(1-11); peringatan dengan menampilkan kisah umat-umat terdahulu(12-15); penetapan tentang penciptaan manusia dan pengetahuan Allah mengenai keadaan diri manusia (16-22); dialog antara orang kafir dan setan qarîn pada hari kiamat nanti (23-30); keadaan orang-orang yang bertakwa (31-35); ancaman bagi para pengingkar hari kebangkitan dan penetapan kejadiannya sekali lagi dan perintah-perintah bagi Rasulullah Saw. (36-45).
Demikian beberapa gambaran tentang tema-tema yang dibahas di dalam Juz XXVI dengan kombinasi surah Makkiyyah dan Madaniyyah. Lantaran itu, tak ayal lagi, jika sebagian orang (orientalis) memandang Al-Quran tidak tersusun secara sistematis. Padahal, Al-Quran memiliki sistematika tersendiri (unik), berbeda dengan sistematika buku-buku ilmiah. Al-Quran justru membuka cakrawala berpikir manusia, bukankah dalam satu surah banyak hal yang dikupas, Al-Quran tidak membuat bosan orang yang mempelajarinya? Bukankah satu surah yang mengandung tema-tema bervariasi, membuat pembacanya memeroleh banyak ilmu? Bahkan, Al-Quran mendorong para ahlinya melahirkan metode ilmiah dan sajian baru, seperti munculnya metode tafsîr maudhû’î (metode maudhû’î atau tematik mengumpulkan berbagai ayat dan surah yang membahas satu tema tertentu, lalu dikaji dari sisi tempat turunnya, dibahas kandungannya, kemudian diangkat nilai-nilai, sehingga melahirkan pemahaman yang utuh tentang konsep/tema tertentu menurut Al-Quran) yang kini sedang dan akan terus dikembangkan oleh para ahli.
Penyusun menyadari bahwa Tafsir Al-Quran Juz XXVI ini tidak luput dari kekurangan, meski telah berupaya menggarapnya secara teliti dan hati-hati. Oleh karena itu, saran dan masukan dari pembaca untuk penyempurnaan karya ini sangat diharapkan. Semoga Allah Swt., membalas kebaikan pembaca dengan berlipat ganda. âmîn ya Rabb al- âlamîn.