Mukadimah Tafsir Al-Qur'an Juz XI
Bismillâhirrahmânirrahîm
(13). Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa.(14). Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat. (QS Yûnus, 10: 13-14)
Puji dan syukur senantiasa dipersembahkan ke Hadirat Allah Swt atas limpahan rahmat-Nya yang tidak terhingga banyaknya. Salah satu bukti rahmatNya itu adalah terbitnya kitab tafsir Juz XI ini tanpa rintangan yang berarti. Salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Saw, keluarga dan para sahabat, serta pengikutnya yang setia, hingga akhir zaman.
Al-Quran Al-Karim terdiri atas 114 surah dan 30 Juz, diturunkan secara bertahap kepada Nabi Saw, sejak diangkatnya sebagai rasul sampai dengan wafatnya. Kitab tafsir yang terdapat di hadapan pembaca budiman ini merupakan juz kesebelas. Juz XI ini memuat dua surah, yaitu surah Al-Taubah (dari ayat 93 s.d. 129) dan surah Yûnus (dari ayat 1 s.d. 109) dengan uraian tema sebagai berikut:
Pertama, surah Al-Taubah atau Al-Barâ’ah merupakan surah Madaniyyah, diturunkan pada periode Madinah dalam arti setelah Nabi Saw hijrah, dengan ciri-cirinya yang khas. Sebagai bagian akhir dari surah Al-Taubah, para pembaca yang budiman akan dapat menangkap arah dan tema-tema yang akan disajikan pada Juz XI.
Tema-tema yang dibahas dalam juz ini meliputi:
(1) teguran yang sangat keras kepada orang-orang kaya yang sanggup berperang tetapi tidak berangkat ke medan perang dengan berbagai alasan; (2) mengungkap alasan orang-orang munafik tidak ikut perang Tabuk dan sumpah bohong mereka untuk menghindari kewajiban perang; (3) penjelasan mengenai karakteristik orang-orang Badwi, baik yang masih kafir maupun yang telah beriman; (4) penggolongan/klasifikasi penduduk Madinah dan penduduk sekitarnya; (5) kewajiban membayar zakat dan uraian tentang taubat yang diterima; (6) pengelompokan orang yang tidak ikut Perang Tabuk (Munafik, Mukmin yang bertaubat, dan Mukmin yang ragu-ragu antara ikut atau tidak ikut perang); (7) Mesjid dhirâr dan Mesjid Quba; (8) sifat orang Mukmin sejati, baik sebagai pejuang, ahli taubat, mapun ahli ibadah; (9) hukum tentang seorang Mukmin memohonkan ampun untuk orang yang meninggal dunia dalam kekafiran; (10) taubatnya orang-orang yang tidak ikut perang Tabuk dan siksa sebagai akibat dosa; (11) perintah berjihad dan pahala yang akan diterimanya, (12) hukum jihad dan mencari/mendalami ilmu agama Islam sama-sama fardhu kifâyah, dan (13) siasat dan strategi memerangi orang-orang kafir; (14) kaum munafik dalam pandangan Al-Quran; (15) serta sikap Rasulullah Saw terhadap umatnya.
Kedua, surah Yûnus merupakan surah Makkiyyah, surah yang diturunkan kepada Nabi Saw sebelum hijrah ke Madinah. Di antara karakteristik surah Makkiyyah adalah berbicara tentang kisah-kisah para nabi terdahulu bersama kaumnya, di samping memuat akidah dan akhlak. Meskipun diberi nama Yûnus, surah ini (Yûnus) bukan berarti hanya berisi kisah Nabi Yunus dan kaumnya, sebagaimana diduga oleh banyak orang. Ia berisi pula tentang kisah nabi-nabi lainnya, seperti: kisah Nabi Nuh dengan kaumnya; kisah Nabi Musa as bersama Firaun dan kaumnya.
Adapun persoalan akidah mencakup tema-tema berikut: (1) ketetapan turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad Saw; (2) penciptaan langit dan bumi oleh Allah Swt; (3) kepastian hari kebangkitan manusia setelah mati dan ganjaran yang akan diterima; (4) bukti kekuasaan Allah: penciptaan Matahari, Bulan, serta pergantian siang dan malam; (5) balasan bagi orang yang Mukmin dan kafir; (6) permintaan menyegerakan kebaikan dan keburukan saat marah; (7) hukum Allah (sunatullah) dalam menghancurkan kezaliman dan kekufuran; (8) permintaan kaum musyrikin untuk mengganti ayat; (9) menyembah berhala dan mengharapkan pertolongannya; (10) asal muasal manusia adalah penganut agama yang satu; (11) diturunkannya mukjizat kauniyyah atas permintaan kaum musyrikin; (12) kebiasaan orang kafir adalah melakukan tipu daya dan tidak berlaku adil; (13) kehidupan dunia yang fana dan sementara; (14) ajakan untuk masuk surga dan penjelasan tentang keadaan orang-orang yang baik dan jahat di akherat nanti; (15) suasana di Padang Mahsyar ketika semua makhluk dikumpulkan; (16) pengakuan orang musyrik tentang tauhid Rubûbiyyah; (17) penegasan tentang adanya kebangkitan manusia dari alam kubur; (18) Al-Quran berfungsi sebagai mukjizat Nabi Saw; (19) terpecahnya kaum musyrikin dalam soal iman; (20) sifat kefanaan dunia; (21) siksaan bagi kaum musyrikin di dunia dan akherat; (22) tujuan diturunkannya Al-Quran; (23) pengingkaran terhadap kaum musyrikin yang menghalalkan dan mengharamkan hewan ternak tertentu’; (24) ilmu Allah meliputi segala sesuatu,termasuk perbuatan manusia dan alam semesta; (25) sifat, ciri-ciri dan balasan bagi wali-wali Allah;(26) kekuasaan Allah dan manfaat penciptaan siang dan malam; (27) bentuk menyekutukan Allah adalah meyakini Allah punya putera.
Sementara itu, beberapa kisah yang diceritakan dalam Juz ini adalah (1) kisah Nabi Nuh beserta kaumnya; (2) mendustakan para nabi merupakan tradisi umat terdahulu; (3) kisah Nabi Musa as berdialog dengan Firaun; (4) kisah Firaun menghadirkan para tukang sihir untuk melawan dakwah Nabi Musa; (5) keimanan sebagian Bani Israil kepada dakwah Nabi Musa; (6) doa Nabi Musa untuk Firaun dan bala tentaranya; (7) tenggelamnya Firaun dan tentaranya di Laut Merah, (8) kisah Nabi Yunus dengan kaumnya.
Selanjutnya pada bagian-bagian terakhir dijelaskan tentang: (1) penegasan kepastian janji dan ancaman di dalam Al-Quran; (10) kewajiban berpikir dan mengingatkan orang-orang yang lalai; (11) ikhlas beribadah dan menyingkirkan kemusyrikan; dan (12) Islam adalah agama hak yang harus diikuti.
Dari uraian di atas, kiranya dapat disimpulkan, bahwa juz XI ini memaparkan tentang: keimanan kepada Allah, (kepada) Nabi Muhammad Saw dengan turunnya wahyu kepada beliau, (kepada) Al-Quran Al-Karim, dan iman kepada Hari Akhir dengan segala peristiwa yang terjadi di dalamnya. Adapun kisah-kisah yang diungkap adalah kisah Nabi Nuh beserta kaumnya; kisah Nabi Musa dengan Firaun dan kaumnya; dan kisah Nabi Yunus dengan kaumnya.
Akhirnya, semoga paparan singkat tentang juz XI di atas memberi gambaran umum tentang arah, isi, dan tujuan, sekaligus kandungan pesan-pesan moralnya. Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap, para pembaca budiman dipersilakan membaca secara lengkap tafsiran Juz XI. Semoga Allah Swt membuka hati kita semua guna mendapatkan petunjuk-Nya. Âmîn yâ Rabba l’âlamîn.