Mukadimah Tafsir Al-Quran Juz III
“… Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS Al-Nahl [16]: 89)
Tafsir juz III terdiri atas dua surat ; Surat al-baqarah (2) ayat 253 sampai dengan ayat terakhir (286) dan Surat Ali Imtran (3) ayat 1 sampai dengan ayat 92.. Dua surat ini, menurut al-Zarqani ( I, 1988 : 204 ) termasuk dua puluh Surah Madaniyah yang disepakati oleh ulama al-Qur’an atau ulama Tafsir.
Kalau dilihat dari kontennya, ciri yang menonjol dari Surat Madaniyah adalah; Pertama, membahas hukum (Syari’at) secara detail seperti hukum ekonomi, hukum pidana, hukum perang, hukum pemerintahan, hukum internasional, hak-hak individual (hukum privat), berbagai macam hukum ibadat dan muamalat.. Ke dua, Dakwah (ajakan ) kepada ahl al-Kitab (pemeluk agama Yahudi dan Nashrani) agar memeluk Islam, diskusi dan bantahan terhadap aqidah mereka yang sesat,penjelasan tentang pelanggaran dan penentangan mereka terhadap kebenaran (Islam), kelancangan mereka yang telah mengubah ajaran (Kitab Allah Taurat dan Injil), dan prinsip keberagamaan mereka yang hanya perpegang pada rasio/akal dan adat-kebiasaan.
Dua ciri tersebut akan nampak dalam kajian tema-tema tafsir juz III ini, surat al-Baqarah ayat 253 sampai dengan ayat terakhir (286) dan Surat Ali Imran ayat 1 sampai dengan ayat 92.
Surat Al-Baqarah (2) ayat 253 membahas derajat para Rasul dan kondisi para pengikut (ummat)nya, ayat 254 berisi perintah infaq di jalan yang baik (Allah), ayat 255 disebut ayat kursi yang membahas tauhid dan kekuasaan Allah Swt., ayat 256 -257 berisi larangan pemaksaan dalam memeluk agama—karena hidayah keimanan itu menjadi otoritas Allah Swt.,ayat 258 berisi kisah Raja Namrudz dan Nabi Ibrahim, ayat 259 berisi kisah Nabi Uzair dan keledainya, ayat 260 membahas kecintaan/kesukaan nabi Ibrahim kepada bukti-bukti empirik, ayat 261- 264 menerangkan pahala infak di jalan Allah Swt. dan adab berinfak, ayat 265 – 266 membahas berbedaan berinfak di jalan Allah dan berinfak di jalan lain, ayat 267 membaha larangan berinfak dengan harta yang terburuk, ayat 268-269 menerangkan bahwa syaitan menakut-nakuti kefakiran kepada orang yang berinfak,dan pemahaman yang benar terhadap Al-Qur’an, ayat 270-271 menerangkankan cara berinfak dengan sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, ayat 272 – 274 menerangkan orang-orang yang berhak menerima shadaqah, ayat 275 – 281 membahas bahaya riba terhadap kehidupan individu dan masyarakat, ayat 282 – 283 membahas tentang utang-piutang dan gadai, serta pencatatan utang-piutang/gadai dan persaksiaannya, ayat 283 kembali membahas kekuasaan Allah yang meliputi seluruh langit dan bumi, ilmu-Nya meliputi segala seluruh mahluq-Nya, dan perlunya hamba Allah untuk selalu mawas diri terhadap amal dan niatnya. Ayat 285 -286 berisi keimanan kepada risalah para Rasul dan taklîf ( kewajiban hamba melaksanakan syari’at/ajaran agama) sesuai dengan kapasitas hamba/manusia.
Surat Ali Imran ayat 1 – 6 berisi penegasan tauhid dan turunnya al-Kitab, ayat 7 – 9 membahas ayat muhkamat dan mutasyabihat dalam Al-Quran, ayat 10 – 13 membahas akibat yang menimpa orang kafir karena tertipu dengan harta anak anak dalam kehidupan di dunia, ayat 14 berisi kecintaan nafsu syahwat terhadap kehidupan duniawi, ayat 15 – 17 menerangkan bahwa surga lebih baik dan indah dibanding dunia dan isinya, ayat 18 – 20 berisi kesaksian terhadap keesaan Allah dan keadilan-Nya, serta agama yang diterima Allah Swt., ayat 21-22 menerangkan akibat yang akan menimpa orang yang membunuh para Nabi, ayat 22 – 25 menerangkan penolakan ahlul Kitab terhadap hukum Allah Swt., ayat 26 – 27 menerangkan bukti kekuasaan, keagungan, dan pengelolaan Allah terhadap mahluq-Nya, serta penyerahan diri kepada-Nya, ayat 28 – 20 berisi perwalian antar orang-orang kafir dan ancaman akhirat, ayat 31 – 32 menerangkan bahwa kecintaan kepada Allah Swt dengan cara mengikuti dan menaati Rasul, ayat 33 – 37 membahas Nabi- Nabi pilihan dan kisah nazar istri Imran agar anak yang dikandungnya menjadi hamba yang senantiasa beribadah kepada Allah Swt., ayat 38 – 41 berisi kisah Nabi Zakaria dan yahya (doa nabi Zakaria memohon anak salih dan dikabulkan dengan kelahiran Nabi yahya), ayat 42 – 44 berisi kisah Maryam, ayat 45 – 58 berisi kisah nabi Isa As., ayat 52 – 58 menerangkan Nabi Isa dan kaumnya yang mu’min dan yang kafir, ayat 59 – 63 berisi penolakan anggapan/keyakinan pemeluk Nashrani bahwa Isa adalah anak Tuhan, serta mubahalah, ayat 64 – 68 berisi seruan/ajakan bertauhid kepada Allah dan beribadah kepada-Nya, serta millah/agama Ibrahim, ayat 69 – 74 menerangkan upaya sebagian ahl al-Kitab menyesatkan kaum muslimin dan mempermainkan agama serta menciptakan fanatisme keagamaan, ayat 75 – 77 berisi perintah melaksanakan amanah dan menepati janji kepada sebagian ahl al-Kitab, ayat 78 menerangkan sebagian kedustaan orang Yahudi, ayat 79 – 80 menerangkan fitnah yang dilakukan ahlul Kitab terhadap para Nabi, ayat 81 – 83 berisi janji para Nabi untuk saling membenarkan dan mengajarkan keimanan, ayat 84 – 85 menjelaskan keimanan kepada para Nabi dan menerima agama Islam, ayat 86 – 91 menerangkan macam-macam kekufuran dan bagaiman cara taubatnya, dan ayat 92 menerangkan macam nafkah yang baik dan pahala infak.
Tema-tema kajian tafsir yang terdapat pada juz III ternyata menunjukkan bahwa dua ciri Surah Madaniyah nampak jelas. Semoga bermanfaat bagi para pembaca dan peneliti tafsir al-Qur’an dalam meningkatkan pemahaman dan pengamalan terhadap hidayah Al-Quran. Âmîn.