/  Tafsir   /  Endorcement Para Ahli dan Tokoh Islam

Endorcement Para Ahli dan Tokoh Islam

Endorcement Para Ahli dan Tokoh Islam
Perhatian dan komitmen para ahli dan tokoh Islam yang begitu besar terhadap wahyu Ilahi, maka Tafsir Unisba pun tidak luput dari telaahan mereka. Walhasil, mereka mengemukakan endrosment (pengesahan) dan penghargaaan. 
Prof. Dr. H. Miftah Faridl (Ketua MUI Kota Bandung/Ketua Umum Yayasan Unisba)
Para Penyusun Tafsir Unisba telah berusaha mengemasnya dalam suatu bahasa yang komprehensif, mendalam sesuai dengan keragaman latar belakang keilmuannya. Baik dan pasti bermanfaat untuk dibaca.
 
Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar (Mantan Wakil Menteri Agama RI)
Unisba (Universitas Islam Bandung) telah berusaha untuk memberikan warna baru dalam penafsiran al-Quran, yaitu mengintegrasikan kajian multi disiplin ilmu sekalipun masih dalam batas hasyiyah (catatan kaki). Sekecil apapun kontribusi multi disiplin ilmu akan membantu pendalaman dan perluasan makna pesan-pesan al-Quran. Selain itu, sistematika penulisan dan bahasa yang digunakan mudah dimengerti. Merupakan karya monumental yang sangat penting kehadirannya di tengah-tengah masyarakat Islam. Suatu khazanah penafsiran yang segar, perlu dibaca orang-orang beriman.
 
Hasyim Muzadi (Mantan Ketua PBNU)
Universitas Islam Bandung (Unisba) telah melakukan upaya yang sangat mulia, menyusun Tafsir al-Quran dalam rangka membantu Ummat memahami pesan-pesan Wahyu. Terdapat warna khusus yang menjadi karakter dari Tafsir Unisba ini. Sifat khusus yang dimiliki Tafsir Unisba adalah: melibatkan kajian multi disiplin ilmu yang relevans, meskipun baru tertuang dalam catatan kaki. Dilengkapi dengan keterangan asbab al-nuzul dalam kajian latar dan konteks. Setiap kelompok ayatnya dibingkai dengan tema-tema tertentu, disertai dengan implikasi ayat dalam kehidupan sehari-hari yang tertuang pada bagian pesan dan kesan. Bahasa yang digunakan mudah dibaca dan dimengerti. Alur kajiannya sistematis, mendalam dan bervariasi. Sangat penting untuk dibaca oleh siapa pun.
 
Dr. K.H. Ma’ruf Amin (Ketua MUI Pusat)
Tidak terbayangkan sebelumnya, pada saat Al-Quran diturunkan empat belas abad yang lalu, bahwa isyarat-isyarat ilmiah yang terdapat di dalamnya akan terungkap oleh hasil research modern. Semakin hari, penelitian ilmiyah modern semakin kaya dengan penemuan yang membenarkan keterangan-keterangan Al-Quran. Kondisi ini adalah salah satu bukti dari kemukjizatan Al-Quran, yang oleh para ulama disebut sebagai i’jâz ‘ilmy.
Tatkala didialogkan antara ayat-ayat Quraniyyah dengan ayat-ayat Kauniyyah, terjadi hubungan yang asimetris. Hal ini juga terjadi pada hal-hal yang bersifat metodologis. Tatkala Allah Swt. memerintahkan hamba-Nya untuk menyingkap kebenaran realita, maka digunakanlah bahasa: afalâ tubshirûn (tidakkah kalian cermati), afalâ tasy’urûn (tidakkah kalian rasakan/alami/ujicoba), afalâ ta’qilûn (tidakkah kalian pahami), afalâ tatadabbarûn (tidakkah kalian renungi), dan masih banyak lagi yang lainnya. Dalam penelitian ilmiah modern juga digunakan bahasa: observasi, eksperimentasi, inventori, komperasi, dsb. Berbeda bahasa, substansinya berkait.
 
Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin, MA (Mantan Ketua PP Muhammadiyah)
Tidak terbayangkan sebelumnya, pada saat Al-Quran diturunkan empat belas abad yang lalu, bahwa isyarat-isyarat ilmiyah yang terdapat di dalamnya akan terungkap oleh hasil research modern. Semakin hari, penelitian ilmiah modern semakin kaya dengan penemuan yang membenarkan keterangan-keterangan Al-Quran. Kondisi ini adalah salah satu bukti dari kemukjizatan Al-Quran, yang oleh para ulama disebut sebagai i’jâz ‘ilmy  (kemukjizatan ilmiah). Salah satu warna Tafsir Unisba yang ingin diintrodusir adalah mendialogkan antara ayat-ayat Quraniyyah dengan ayat-ayat Kauniyyah, yang secara koherens terjadi hubungan yang asimetris.
Hal ini terjadi pula pada hal-hal yang bersifat metodologis dalam penulisan Tafsirnya. Di dalamnya terdapat sub-sub kajian yang seringkali digunakan pada penulisan ilmiah, seperti: latar dan konteks, substansi kajian, tema-tema ayat, implikasi ayat dalam kehidupan, referensi, catatan kaki, dan indeks. Bahasa Indonesia yang digunakan pun mudah dipahami, isi kajiannya cukup kontekstual, sangat penting untuk dibaca oleh siapapun yang ingin memahami hidayah Al-Quran.
 
Prof. Dr H. Amin Abdullah (Mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga)
Sekalipun terdapat warna yang khusus, akan tetapi Tafsir Unisba tidak meninggalkan kaedah penulisan tafsir standar yang dipersyarakatkan oleh para Ulama. Justru kehadirannya, sekaligus menjadi salah satu khazanah tafsir yang memperkaya telaah wahyu di tanah air. Format dan sistematika penulisannya teratur, bahasanya mudah dimengerti, isinya luas dan mendalam, tidak ketinggalan setiap kajian ayat disertai uraian tentang asbab al-nuzul (sebab turun ayat), tertuang pada kajian latar dan konteks.
 
Prof. Dr. H. Afif Muhammad, M.Ag. (Mantan Direktur Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati)
Bahasa yang digunakan sederhana, mengalir begitu mudah dipahami. Cara pemaparannya memudahkan pembaca untuk menangkap isi pesan dari maksud yang terkandung di dalam pesan-pesan ayat. Pencantuman indeks yang terdapat di belakang Tafsir, membantu pembaca yang ingin menelusuri kunci-kunci kata atau nama tertentu di dalamnya. Suatu penulisan tafsir yang memperhatikan kaedah penulisan teks ilmiah dengan tanpa meninggalkan standard baku yang menjadi acuan para ulama di dalam menuliskan tafsir al-Quran.
 
Prof. Dr. H.Muhammad Chirzin, M.Ag. (Guru Besar Tafsir Al-Quran UIN Sunan Kalijaga)
Tafsir Al-Quran Unisba, menggunakan rujukan utama Tafsir Al-Munir, karya terkemuka Wahbah Al-Zuhaili, didukung rujukan puluhan kitab tafsir terkemuka. Penafsiran menukik pada inti ayat, dilengkapi dengan catata-catatan sumber secara ekstensif, sehingga memudahkan pembaca melakukan penelusuran informasi lebih lanjut pada sumber-sumber rujukan. Sesuai dengan namanya, bercorak akademik (ilmiah). Sangat cocok untuk kalangan mahasiswa, akademisi, pemikir Islam dan masyarakat luas.
 
Dr. H. Cecep Alba MA (Rektor IAILM Suryalaya)
Keistimewaan Tafsir Unisba tertelak pada pendekatan terpadu antara konteks dan latar serta ijtihadi dan naqli (Al-Quran dan Hadits). Penafsirannya diungkap dengan bahasa yang lugas, padat, dan mudah dipahami, sehingga tidak membuat lelah pembaca. Rujukan utamanya seimbang antara kitab kuning (tafsir-tafsir standar) dan kitab putih (buku-buku Ilmiah).