Mukadimah Tafsir Al-Quran Juz XII
“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS Hûd [11]: 120)
Mukadimah Tafsir Al-Qur'an Juz XI
Bismillâhirrahmânirrahîm
(13). Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa.(14). Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat. (QS Yûnus, 10: 13-14)
Puji dan syukur senantiasa dipersembahkan ke Hadirat Allah Swt atas limpahan rahmat-Nya yang tidak terhingga banyaknya. Salah satu bukti rahmatNya itu adalah terbitnya kitab tafsir Juz XI ini tanpa rintangan yang berarti. Salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Saw, keluarga dan para sahabat, serta pengikutnya yang setia, hingga akhir zaman.
Al-Quran Al-Karim terdiri atas 114 surah dan 30 Juz, diturunkan secara bertahap kepada Nabi Saw, sejak diangkatnya sebagai rasul sampai dengan wafatnya. Kitab tafsir yang terdapat di hadapan pembaca budiman ini merupakan juz kesebelas. Juz XI ini memuat dua surah, yaitu surah Al-Taubah (dari ayat 93 s.d. 129) dan surah Yûnus (dari ayat 1 s.d. 109) dengan uraian tema sebagai berikut:
Mukadimah Tafsir Al-Quran Juz XXVI
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
"Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." (QS Al-Isrâ‘ [17]: 82)
Al-Quran sejalan dengan periode turunnya terbagi dua tempat turun: Makkiyyah dan Madaniyyah. Surah atau ayat-ayat Makkiyyah didefinisikan Ulama sebagai ayat atau surah yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad Saw. hijrah ke Madinah. Sedangkan surah atau ayat-ayat Madaniyyah diberi makna sebagai ayat-ayat atau surah yang diturunkan setelah beliau hijrah ke Madinah, meskipun diturunkan di Mekah atau sekitarnya, seperti Arafah, Mina, dan lainnya.
Mukadimah Tafsir Al-Quran Juz XXVII
"Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?" (QS Al-Qamar [54]: 17)
Al-Quran sesungguhnya telah dimudahkan Allah Swt., agar bisa dipelajari dan dipahami. Firman Allah ini diulang dalam Surah Al-Qamar ini — yang merupakan salah satu surah dari juz XXVII ini — sebanyak empat kali, yaitu pada ayat 17, 22, 32, dan 40. Pengulangan pesan dalam Al-Quran ditujukan untuk menegaskan pentingnya Al-Quran untuk dibaca, dipelajari, dikaji, dan diambil pelajarannya oleh manusia. Namun, hanya orang-orang yang beriman-lah yang akan mengambil faedah dari Al-Quran ini.
Mukadimah Tafsir Al-Quran Juz XXVIII
Berkatalah orang-orang kafir: “Mengapa Al-Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?” Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil, teratur, dan benar. (QS Al-Furqân [25]: 32)
Al-Quran itu, menurut isyarat ayat di atas, tidak diturunkan sekaligus, melainkan diturunkan secara berangsur-angsur, agar dengan demikian, hati Nabi Muhammad Saw. menjadi kuat dan tetap. Dilihat dari periodisasinya, Al-Quran diturunkan dalam dua periode: periode Mekah sebelum hijrah, selama lebih kurang 13 tahun (ayat dan surahnya dinamakan Makkiyyah) dan periode Madinah setelah hijrah lebih kurang 10 tahun (ayat dan surahnya disebut Madaniyyah). Maka itu, syariat Islam diturunkan secara bertahap dari waktu ke waktu, sesuai dengan situasi, kondisi, dan dinamika masyarakat yang menjadi sasaran dakwahnya.
Mukadimah Tafsir Al-Quran Juz XXIX
“Dan apabila kamu membaca Al-Quran niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup, dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya.
Dan apabila kamu menyebut Tuhanmu saja dalam Al-Quran, niscaya mereka berpaling ke belakang karena bencinya.” (QS Al-Isra’ [17]: 45-46)
Seorang ulama besar Mesir mengumpamakan Al-Quran sebagai permata yang memiliki banyak sudut. Dari sudut mana pun seorang ilmuwan melihat, niscaya ia akan melihat kilatan cahaya yang dipantulkannya.
Mukadimah Tafsir Al-Quran Juz Amma
"Al-hamdu li Allâh al-ladzî nazzala Al-Qurân hudan li al-nâsi wa bayyinâtin min al-hudâ wa al-furqân. Asyhadu an lâ ilâha illa Allâh wa asyhadu anna Muhammadan Rasûlullâh. Allâhumma shalli ’alâ Muhammad wa ‘alâ âlihi wa bârik wa sallim."
Al-Nushûsh Al-Qurâniyah atau teks-teks Al-Quran tertulis dengan bahasa Arab yang memiliki gaya bahasa tersendiri, sehingga orang Arab saat itu pun tidak ada yang mampu menandinginya. Al-Quran adalah mukjizat Allah yang diturunkan kepada Rasul Muhammad Saw.; mukjizat gaya bahasa yang digunakan, mukjizat kandungan ayat-ayatnya, dan mukjizat hukum-hukum yang tercantum di dalamnya.
Mukadimah Tafsir Al-Quran Juz VIII
(15) Hai ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab (Al-Quran) yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya (Nabi Muhammad Saw) dari Allah, dan kitab yang menerangkan; (16) Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.
Puji dan syukur dipersembahkan ke Hadirat Ilahi Rabbi yang telah menurunkan Al-Quran kepada semua manusia, baik Arab, Yahudi, Nasrani, maupun bangsa lain yang bukan Arab. Al-Quran diturunkan Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw sebagai petunjuk, pedoman hidup, dan solusi dari kesulitan hidupnya, dan obat dari penyakit-penyakit hati umatnya.
Salawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang menjadi nabi akhir zaman dan diutus kepada umat akhir zaman pula. Tak terkecuali, rahmat dan salam semoga dilimpahkan kepada keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Orang-orang yang belum “akrab” dengan susunan bahasa, urutan ayat/surah, atau redaksi Al-Quran, tentu akan berkesimpulan bahwa pembahasan Al-Quran itu tidak sistematis, kisah-kisahnya tidak diurutkan sesuai kronologi kejadian, bahkan terkesan seperti “ngacak” dan melompat-lompat dari satu bab/tema ke bab/tema lainnya yang kadangkala tampak tidak saling berhubungan. Namun demikian, bagi mereka yang menggeluti dan menggumuli Al-Quran, semua yang disebutkan di atas justru mengandung makna dan hikmah yang cukup mendalam. Misalnya, kisah seorang rasul yang cukup panjang dipenggal-penggal menjadi beberapa episode dan diselingi oleh tema lain, agar pendengar/pembaca tidak merasa jenuh atau jemu. Di samping itu, satu surat Al-Quran bisa memuat beberapa tema tentang akidah, ibadah, dan akhlak. Meski demikian, benang merahnya tetap terkawal dengan baik, sehingga tidak keluar dari kesatuan dan keutuhan visi dan misi, serta tujuan kehadiran Al-Quran di tengah umat manusia yang majemuk itu. Ini sesuai dengan firman-Nya dalam ayat berikut:
Mukadimah Tafsir Al-Quran Juz VI
"Sesungguhnya Al Quran ini menjelaskan kepada Bani lsrail sebahagian besar dari (perkara-perkara) yang mereka berselisih tentangnya. Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Tuhanmu akan menyelesaikan perkara antara mereka dengan keputusan-Nya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (QS Al-Naml [27] :76-78)
Puji dan syukur dipersembahkan ke Hadirat Allah Swt yang telah menganugerahkan Al-Quran sebagai petunjuk dan undang-undang hidup bagi kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat.
Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad, rasul dan penutup para nabi, serta tiada nabi sesudah beliau. Demikian pula, semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada keluarga, sahabat-sahabat, dan pengikut beliau yang setia hingga akhir zaman.
Di dalam Mukadimah Juz V (2013: xxii- xxiii) diungkapkan bahwa surat Madaniyyah memiliki ciri-ciri yang dapat dibedakan dari surat Makkiyyah. Di antara ciri-ciri surah Madaniyyah adalah (1) setiap surat yang berisi hudud (vonis hukum) dan faraidl (waris dan pembagiannya); (2) izin berjihad di jalan Allah (perang) dan hukum-hukumya; (3) hal-hal yang terkait dengan orang-orang munafik. Lebih lanjut Al-Zarqani (tt., Juz II: 204) menambahkan, karakteristik lain dari surat Madaniyyah adalah: (a) tema pembahasannya berkisar tentang pembentukan hukum Islam secara detil, undang-undang tentang pemerintahan, hukum pidana, hukum perang, hubungan sosial-politik, hak-hak sipil/perdata, macam-macam ibadah (mahdhah), dan prinsip-prinsip muamalat; (b) seruan kepada ahli Kitab, baik Yahudi maupun Nasrani, untuk memeluk agama Islam, diskusi dan debat dengan mereka tentang akidah mereka yang keliru/batil, penjelasan tentang pelanggaran mereka terhadap kebenaran, penjelasan tentang upaya mereka menyimpangkan ajaran dari kitab-kitab Allah, dan ajakan kepada mereka untuk menggunakan akal dan merujuk kepada sejarah; (c) ayat dan surat-suratnya menggunakan narasi yang panjang lebar, karena pertimbangan kondisi orang-orang Madinah sendiri yang tidak dapat menandingi kemampuan dan rasa bahasa orang-orang Mekah di awal-awal Islam.
Mukadimah Tafsir Al-Quran Juz V
"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)." (QS Al-Baqarah [2]: 185)
Puji dan syukur kita persembahkan ke hadirat Ilahi Rabbi, karena dengan rahmat-Nya, telah diturunkan Al-Quran sebagai pedoman hidup bagi umat akhir zaman, penyembuh penyakit-penyakit hati mereka, dan penglipur lara bagi mereka yang berduka.
Salawat dan salam semoga selalu dicurah-tumpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, Nabi terakhir dan pembimbing untuk manusia akhir zaman, juga para keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau hingga hari kiamat.
Al-Quran diturunkan pertama kalinya pada bulan Ramadhan (QS Al-Baqarah [2]: 185) di kota Mekah. Kemudian, Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw hingga akhir hayatnya, setahap demi setahap dan sedikit demi sedikit, sesuai dengan situasi dan kondisi perkembangan masyarakatnya, selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari.