/  Tafsir   /  Mukadimah Tafsir Al-Quran Juz II

Mukadimah Tafsir Al-Quran Juz II

“… Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS Al-Nahl [16]: 89)

Suatu mata rantai yang secara harmonis terjalin antara Juz I dan Juz II, tidak terpisahkan, terkait dan berkelindan. Pada Juz I, diawali dengan Surah Al-Fatihah sebagai preambul yang penjelasannya terdapat pada batang tubuh surah-surah Al-Quran selanjutnya, Allah Swt mengungkapkan: (a) tiga golongan manusia dalam menghadapi Al-Quran; (b) ke-esaan dan kekuasaan Tuhan, (c) peringatan Tuhan kepada Bani Israel. Maka, pada bab II ini selanjutnya Allah Swt menjelaskan ke-esaan Tuhan-lah akhirnya yang menang, dan beberapa ketetapan hukum Syariat. Ayat-ayat yang terdapat di dalam penjelasan tersebut dibahas secara tahlily. Pembahasannya melibatkan kajian: latar dan konteks (al-munasabah dan asbab al-nuzul), uraian substansi, tafsir dan penjelasan ayat, hikmah dan pesan dalam kehidupan sehari-hari, serta pengayaan dari sudut pandang multi disiplin ilmu. Kemudian, pada akhir bahasan dilengkapi dengan indeks, yang terdiri atas: indeks nama, indeks subjek, dan indeks surah.

Tafsir Al-Quran Unisba Juz II yang ada di hadapan Pembaca ini memuat tema-tema pokok sebagai berikut:

  1. Masalah arah kiblat: dimulai dengan masa persiapan dan pengkondisian pengalihan arah kiblat (ayat 142-143); sekitar pemindahan kiblat dari Baitul Maqdis (Palestina) ke Baitullah (Mekah) diuraikan pada ayat 144-147; dan perselisihan tentang arah kiblat dan latar belakang pemindahannya (ayat 148-152).
  2. Masalah berkaitan dengan: sabar menghadapi cobaan dan ujian (ayat 153-157).
  3. Sekitar manasik haji: sa’i antara Safa dan Marwah dan siksa bagi orang yang menyembunyikan ayat-ayat Allah (ayat 158-162).
  4. Perihal akidah: berbicara tentang keesaan, kasih sayang, dan bukti empirik kekuasaan Allah Swt (ayat 163-164) dan sikap orang-orang musyrik terhadap tuhan-tuhannya (ayat 165-167).
  5. Hukum makanan: halalnya makanan yang baik-baik dan diharamkannya makanan yang buruk (ayat 168-171) dan makanan yang halal dan haram (ayat 172-173).
  6. Perihal akidah: ahli Kitab menyembunyikan apa-apa (ajaran) yang diturunkan Allah Swt (ayat 174 -176).
  7. Pembicaraan tentang tanda-tanda kebajikan yang hakiki (rukun iman) (ayat 177).
  8. Hukum pidana: syariat qishash dan hikmahnya (ayat 178 – 179).
  9. Masalah harta peninggalan: wasiat (wajibah) dan macam-macamnya (180-182).
  10. Ibadah Saum: diwajibkan ibadah puasa (ayat 183-185) dan hukum-hukum lain yang bertalian dengan puasa (ayat 186- 187).
  11. Hukum makanan: memakan harta dengan cara yang batil (ayat 188).
  12. Kalender qamariyah: penentuan waktu dengan perubahan bulan dan hakikat kebaikan (ayat 189).
  13. Hukum perang: ketentuan-ketentuan perang Sabilillah (ayat 190-195).
  14. Ibadah haji: ketentuan-ketentuan yag berkaitan dengan haji dan umrah (ayat 196-197) dan penyelesaian ibadah haji (ayat 198-203).
  15. Berkenaan dengan akidah: sifat dan perilaku orang-orang munafik (ayat 204-207), ajakan kepada Islam dan kepatuhan kepada hukum-hukumnya (ayat 208-212), dan kebutuhan manusia kepada rasul dan persoalan yang dihadapi orang mukmin dalam berdakwah (ayat 213-214).
  16. Berkenaan dengan infak/nafkah: ukuran nafkah sunnah dan cara membagikannya (ayat 215).
  17. Berkenaan dengan hukum perang: kewajiban berperang dan kebolehannya di bulan haram (ayat 216-218).
  18. Hukum khamr dan judi: pengharaman khamar dan judi periode kedua (ayat 219).
  19. Harta anak yatim: pengelolaan harta anak yatim (ayat 220).
  20. Hukum pernikahan: pernikahan muslim dengan musyrik (ayat 221).
  21. Hukum haid: haid dan persoalan hukumnya (222-223).
  22. Hukum sumpah: sumpah dengan nama Allah dan sumpah main-main (ayat 224-225).
  23. Sekitar pernikahan: hukum Ila dan implikasinya (ayat 226-227), masa iddah perempuan yang ditalak dan hak-hak istri (ayat 228), dan bilangan talak dan akibat hukumnya (ayat 229-230), kewajiban mantan suami terhadap mantan istri yang ditalak, dan wali nikah (ayat 231-232), upah dan masa penyusuan, serta nafkah kepada anak (ayat 233), iddah perempuan yang ditinggal mati suaminya (ayat 234), lamaran terhadap janda yang ditinggal mati suaminya secara sindiran dan waktu akadnya (ayat 235), dan mahar perempuan yang ditalak sebelum digauli (ayat 236 – 237).
  24. Masalah ibadah salat: memelihara salat (ayat 238 – 239).
  25. Sekitar pernikahan: hak mut’ah (sandang, pangan, dan papan) bagi perempuan yang dicerai dan mutah cerai mati selama satu tahun (ayat 240-242), sifat pengecut dan bakhil mengakibatkan kematian dan kehidupan didasari keberanian dan kedermawanan (ayat 243-245).
  26. Tentang kisah: kisah Nabi Shamuel dan Raja Thalut, serta Pembangkangan Bani Israil untuk berjihad (ayat 246-247) dan penetapan Thalut sebagai raja, ujian bagi pengikutya, serta kekalahan pasukan besar oleh pasukan kecil (ayat 248-252).

Sesuai dengan ciri Surah Madaniyah yang dikemukakan oleh Al-Zarqani dalam bukunya, Manâhil al-‘Irfân fî ‘Ulûm Al-Qur’ân (I, 1988: 204), bahwa Surah Al-Baqarah (2): 142 sampai dengan ayat 252 atau Juz II, menerangkan syariat (hukum) secara terinci.

Dengan mengkaji ayat-ayat Allah dalam Surah Al-Baqarah (2) ayat 142 sampai dengan ayat 252. Semoga pemahaman dan pengamalan kita terhadap hidayah Al-Quran terus meningkat. Amin.