“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS Al-Qamar [54]: 17)
Al-Quran sesungguhnya telah dimudahkan Allah Swt., agar bisa dipelajari dan dipahami. Firman Allah ini diulang dalam Surah Al-Qamar ini — yang merupakan salah satu surah dari juz XXVII ini — sebanyak empat kali, yaitu pada ayat 17, 22, 32, dan 40. Pengulangan pesan dalam Al-Quran ditujukan untuk menegaskan pentingnya Al-Quran untuk dibaca, dipelajari, dikaji, dan diambil pelajarannya oleh manusia. Namun, hanya orang-orang yang beriman-lah yang akan mengambil faedah dari Al-Quran ini.
Dilihat dari tempat turun surah-surah yang terdapat dalam juz XXVII ini, mayoritas surahnya diturunkan pada periode Mekah sebelum Nabi hijrah ke Madinah, meski Surah Al-Rahman diperselisihkan tempat turunnya antara periode Mekah dan Madinah. Oleh karena itu, dapat dipahami sekiranya juz XXVII masih berbicara tentang persoalan keimanan kepada Allah Swt., Muhammad Saw. sebagai Rasul, Al-Quran, kisah-kisah Nabi terdahulu dengan umatnya, dan persoalan hari akhir, seperti kiamat, surga, neraka, dan pahala/balasan yang akan diperoleh di kedua tempat tersebut.
Berikut ini beberapa kilasan tema kandungan surah yang terdapat dalam juz XXVII, sehingga pembaca dapat memeroleh gambaran sekilas dari isi surah masing-masing.
Surah Al-Dzariyyat (surah ke-51). Surah ini mengawali pembicaraan tentang sumpah Allah mengenai kepastian terjadi kebangkitan manusia dari alam kubur dengan menampilkan bukti-bukti yang dilihatnya di dunia, seperti angin yang menggerakkan segala sesuatu yang diterpanya, awan yang membawa bintik hujan, perahu-perahu yang berjalan di laut dan sungai dengan mudah, dan malaikat yang membagi-bagi apa yang ditetapkan Allah dalam mengatur manusia (ayat 1- 14). Allah menjelaskan pula pahala orang-orang yang bertakwa dengan menyebutkan ciri-ciri mereka ketika hidup di dunia, antara lain: berbuat ihsan (memberi yang terbaik dari apa yang dimiliki, dan mengambil haknya yang minimal), “menghidupkan” malam untuk beribadah, dan memohon ampun kepada Allah di waktu sahur, dan memberikan hak orang lain yang terdapat di dalam hartanya kepada orang yang meminta-minta dan orang-orang yang miskin tapi tidak meminta (ayat 15- 23).
Kemudian, Allah Swt., mengisahkan tentang tamu Nabi Ibrahim a.s. dan tujuan/kepentingan kedatangan mereka untuk menghancurkan kaum Nabi Luth a.s. (ayat 24 – 37), kisah-kisah Nabi lainnya, seperti Nabi Musa dan kaumnya, Nabi Hud dan kaum ‘Ad, dan Nabi Saleh bersama kaum Tsamud (ayat 38 – 46). Pada ayat-ayat berikutnya, Allah Swt., mengalihkan firman-Nya kepada tema lain agar pembaca tidak merasa jenuh dan bosan dengan satu tema saja, yaitu penetapan keesaan Allah dan keagungan kekuasaan-Nya (ayat 47-51). Pada bagian akhir dari surah ini, Allah mengancam kaum musyrikin dengan azab-Nya lantaran telah mendustakan Nabi Saw. (ayat 52- 60).
Surah Al-Thur (52). Surah ini menjelaskan tentang kepastian terjadinya hari kiamat dan ketetapan azab yang akan ditimpakan kepada orang-orang yang durhaka pada hari yang dijanjikan itu (ayat 1-16), balasan bagi orang-orang yang bertakwa dan anugerah nikmat Allah kepada mereka pada hari kiamat nanti (ayat 17-28), peringatan dan nasihat hendaknya disertai dengan bukti dan argumen yang membungkam mulut mereka (ayat 29- 34), penetapan adanya Allah sebagai Pencipta Yang Maha Esa dengan bukti-bukti yang terdapat di dalam diri manusia sendiri dan alam semesta (ayat 35 – 43), di samping perintah kepada Nabi-Nya agar berpaling dari orang-orang kafir karena penolakannya terhadap bukti-bukti yang konkret ( ayat 44 – 49).
Surah Al-Najm (53). Pada surah ini Allah Swt. menjelaskan tentang penetapan akan kenabian Muhammad Saw., dan penampilan wahyu pertama (ayat 1- 18), larangan berlaku syirik, lalu penjelasan bahwa berhala-berhala itu tidak memberi manfaat apa pun (ayat 19 -26), cercaan terhadap kaum musyrikin karena meyakini malaikat sebagai putri-putri Allah Swt. (ayat 27 – 30). Dijelaskan pula perbedaan balasan bagi orang yang berbuat ihsan dan yang berbuat maksiat, serta merinci sifat-sifat orang yang berlaku ihsan (ayat 31-32). Selanjutnya, Allah merendahkan sebagian pembesar musyrik yang kaya raya lantaran mereka berpaling dari kebenaran (al-haq), kemudian mengingatkan mereka dengan ajaran yang tercantum di dalam shuhuf Ibrahim dan Musa a.s. (ayat 33 – 54), dan mengambil pelajaran dan/atau nasihat dari Al-Quran dan risalah Nabi Saw. Akhirnya, surah ini ditutup dengan peringatan keras melalui penjelasan-Nya tentang berbagai kengerian pada hari kiamat (ayat 55 – 62).
Surah Al-Qamar (54). Surah yang ke-54 ini menerangkan tentang terbelahnya bulan sebagai mukjizat Rasulullah Saw. dan sikap kaum kafirin terhadap mukjizat tersebut (ayat 1-8); pengulangan kisah-kisah terdahulu yang meliputi kisah Nabi Nuh as.(ayat 9-17), kisah Ad (kaum Nabi Hud a.s.) pada ayat18-22, kisah Tsamud (kaum Nabi Saleh a.s.)(ayat 23-32), kisah kaum Nabi Luth a.s.(ayat 33-40), kisah keluarga Fir’aun (ayat 41-42);dan diakhiri dengan kecaman atas kaum musyrikin Quraisy serta balasan bagi orang yang berdosa, di samping balasan bagi orang-orang yang bertakwa (ayat 43- 55).
Surah Al-Rahman (55). Sebagaimana lazimnya surah-surah Makkiyah lain, Surah Al-Rahman berkaitan erat dengan nikmat-nikmat Allah, baik yang besar maupun yang kecil, yaitu diturunkannya Al-Quran sebagai nikmat Ilahi yang terbesar dan nikmat bagi alam semesta(ayat 1- 13). Dijelaskan pula tentang beberapa nikmat lain (ayat 14-25); pemberitahuan Allah bahwa nikmat dan alam semesta ini akan lenyap kecuali Zat Allah Swt.(ayat 26-30); penjelasan tentang balasan dan pahala atas amalan manusia di akhirat (ayat 31-36); informasi tentang hancurnya langit dan keadaan orang yang durhaka/berdosa pada hari kiamat (ayat 31-36); macam-macam nikmat Allah atas orang-orang yang beriman di akhirat (ayat 37- 45), dan akhirnya, penjelasan tentang keadaan surgawi (ayat 46- 61).
Surah Al-Waqi’ah (56). Surah ini termasuk surah Makkiyyah yang berbicara tentang hari kiamat dengan hal-ihwal akhirat. Dimulai dengan penjelasan tentang terjadinya kiamat dan pengelompokan manusia yang muncul setelah kiamat (ayat 1- 12); bermacam-macam nikmat yang dianugerahkan Allah kepada orang-orang yang terdahulu beriman (ayat 13- 26); macam-macam nikmat-Nya bagi golongan kanan (ayat 27-40); macam-macam azab yang ditimpakan kepada golongan kiri (ayat 41- 56); bukti-bukti adanya Allah dan penetapan kekuasaan-Nya membangkitkan dan membalas amalan manusia (ayat 57- 74); serta penetapan kenabian dan kebenaran Al-Quran serta cercaan terhdap orang-orang musyrik atas kepercayaannya (ayat 75-96).
Surah Al-Hadid (57). Surah ini termasuk surah Madaniyyah dilihat dari segi lahirnya, meski ada segelintir ulama yang menyebutnya Makkiyyah. Namun, pendapat yang terakhir ini dianggap lemah. Surat ke-57 ini berisi tentang segala makhluk bertasbih kepada Allah di setiap waktu dan alasan-alasannya (ayat 1-6); perintah beriman kepada Allah, Rasul-Nya, dan anjuran berinfak (ayat 7- 12); keadaan orang-orang munafik pada hari kiamat (ayat 13 -15); rasa takut kepada Allah (khasy-yatullah), balasan bagi orang yang bersedekah dan orang-orang yang beriman, dan balasan bagi orang-orang kafir (ayat 16-19); perumpamaan kehidupan dunia dan anjuran beramal untuk akhirat (ayat 20 – 21); keterkaitan antara musibah dengan qada dan kadar Allah, serta penghancuran orang-orang bakhil atas diri mereka sendiri (ayat 22 – 24). Surah ini ditutup dengan penjelasan tentang tujuan diutusnya Rasulullah Saw, yaitu berupa undang-undang masyarakat Muslim dan peraturan hukum (ayat 25); serta kesatuan/kesamaan pokok-pokok syariat, dan hubungan Islam dengan (agama) sebelumnya (ayat 26 – 29).
Demikian selintas isi kandungan surah-surah yang dikemas dalam Juz XXVII, dengan harapan semoga dapat memicu dan memacu pembaca untuk menggali kandungan dan hikmah serta pesan-pesan moralnya secara lebih mendalam. Oleh karena itu, kami persilakan pembaca untuk memeroleh langsung dari dan dengan menyimak sumber tafsirnya. Dengan cara itu, semoga Allah Swt., memberi rahmat kepada para pembaca dan pengkaji Al-Quran.
Wallahu A’lam.