(65) Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan’ (66) Sebenarnya pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (kesana) malahan mereka ragu-ragu tentang akhirat itu, lebih-lebih lagi mereka buta daripadanya. (QS Al-Naml [26]: 65-66)
Segala puji dan syukur patut dipersembahkan ke Hadirat Allah Swt atas limpahahan rahmat dan inayah-Nya kepada Tim Penyusun Tafsir, sehingga dapat menyelesaikan Juz XX ini , tanpa halangan yang berarti. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, tiada nabi sesudahnya, dan kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya, hingga akhir zaman. Dilihat dari susunan surat yang terdapat Juz XX ini, maka ia terdiri atas tiga surat: surat Al-Naml (ayat 56-93), surat Al-Qashash (dari ayat 1
-88), dan surat Al-Ankabût (dari ayat 1-45). Semua surat yang terhimpun dalam Juz XX ini termasuk golongan Makkiyyah, yang dapat diprakirakan ciri-cirinya, antara lain berbicara soal akidah, akhlak, dan kisah-kisah umat terdahulu serta keadaan umat pada saat Nabi Saw masih hidup.
Pertama: Surat Al-Naml [27]: 56-93 dengan isi pokoknya adalah sebagai berikut: Aqidah: mengungkap Ke-esaan Allah dan Kekuasaan-Nya, Hanya Allah yang Mengetahui yang Gaib, Orang Musyrik mengingkari hari
kebangkitan; Penetapan Al-Quran tentang Kenabian Muhammad; Tandatanda Hari Kiamat; dan Menyibukkan Diri dengan Beribadah. KIsah-kisah : Akhir kisah Nabi Luth as dan Kaumnya.
Kedua: Surat Al-Qashash [28]: 1-88 memuat isi pokoknya sebagai berikut: Aqidah: penolakan Firaun atas rububiyyah Allah; kebutuhan manusia terhadap rasul; penduduk Mekah menolak Al-Quran dan Risalah
Nabi Muhammad; berimannya sekelompok ahli Kitab kepada Al-Quran; Allah Pemilik kebenaran Mutlak Layak Dipuji dan Diimani; Pada Hari Kiamat orang Kafir dilecehkan Allah; dan Bukti Kekuasaan dan keagungan Allah. Kisah-kisah: Kisah Nabi Musa as dari sejak kecil, dewasa, dan menikah, sehingga akhirnya diangkat menjadi nabi/rasul; Harun as diangkat menjadi rasul/nabi untuk membantu dakwah saudaranya, Musa as; dan kisah Qarun dan Hikmah yang dapat dipetik darinya bagi umat saat itu dan saat ini.
Ketiga, Surat Al-Ankabût [29]: 1-45 mengungkap pokok-pokok
isinya:
Aqidah: cobaan dan anugrah bagi manusia; kondisi batin orang Munafik; ujian keimanan bagi orang Mukmin; Penyembah Berhala bagaikan Laba-laba dan sarangnya; Akhlak: Perintah berbakti kepada Kedua Orangtua dan beramal saleh. Kisah-kisah: kisah Nabi Ibrahim as bersama Kaumnya; keimanan Nabi Luth kepada Nabi Ibrahim; kisah Nabi Luth as dan kaumnya; Kisah Nabi Syuaib, Shalih, dan Musa as.
Demikian secara singkat gambaran tentang isi pokok dari ketiga surat tersebut di atas. Untuk mendapatkan pengertian, pemahaman, penghayatan yang lebih mendalam dari isi tersebut, pembaca yang budiman dipersilakan mempelajari Tafsir Juz XX ini dengan seksama. Semoga kita mendapatkan mutiara-mutiara ilmu dan hidayah dari Al-Quran.
“Tiada gading yang tak retak”, demikian kata pepatah. Oleh karena itu, teguran, kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan. Atas perhatian, saran, kritik dan masukan dari para pembaca, kami haturkan terima kasih. Jazakumullah Khairan Katsiran.